Pokok Bahasan 1
RUANG LINGKUP IKLIM
Tujuan Umum:
Mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan unsur-unsur pembentuk
iklim dan proses bagaimana unsur-unsur iklim tersebut membentuk
iklim
Tujuan khusus:
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan peranan iklim dalam kehidupan sehari-hari
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses bagaimana unsur-unsur iklim terbentuk
3. Mahasiswa mampu
menjelaskan iklim sebagai suatu sistem
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan Klimatologi dan bedanya dengan
Meteorologi.
Kata kunci: peranan iklim, unsur iklim, sistem iklim, klimatologi-meteorologi
Sub-Pokok Bahasan:
1. Klimatologi sebagai ilmu
2. Perkembangan Klimatologi dan Meteorologi
3. Unsur-unsur Iklim
4. Sistem Iklim
5. Skala ruang dan
waktu iklim
Tidak
ada kehidupan yang tidak dipengaruhi cuaca/iklim. Udara yang memenuhi bumi
mempengaruhi kegiatan kita dalam berbagai cara.
Kadang-kadang kita memberikan tanggapan secara tidak sadar misalnya
waktu kita memilih jenis pakaian yang akan dikenakan. Pada waktu lain dibutuhkan keputusan yang
diambil secara sadar, misalnya apakah kita memerlukan payung hari ini ?. Dalam skala waktu yang lebih panjang, bentuk
rumah, jenis tanaman yang diproduksi adalah contoh yang menunjukkan pengaruh
iklim pada kehidupan di daerah tersebut.
Rumah-rumah/bangunan
di daerah bermusim dingin diperlengkapi dengan pemanas ruangan, sementara di
daerah lain yang panas diperlukan pendingin ruangan, atau konstruksi rumah dibuat
sedemikian rupa yang memungkinkan pendinginan secara alamiah. Pengaruh iklim lebih penting lagi waktu
lembaga-lembaga tertentu akan mengambil keputusan seperti misalnya dinas
irigasi yang harus membuat perencanaan lebih dahulu untuk memastikan apakah
akan cukup air dalam musim kemarau yang panjang.
Persoalan-persoalan
seperti itu yang bersifat lokal, terjadi sehari-hari dan sudah
ada sejak dulu, adalah persoalan-persoalan klimatologis yang membutuhkan
prakiraan tentang kondisi iklim dimasa mendatang. Dalam beberapa tahun
terakhir ini ruang lingkup klimatologi berkembang pesat, dan hal ini
memungkinkan ahli-ahli iklim menemukan pendekatan-pendekatan untuk mencari
jawaban dari masalah-masalah yang berkaitan dengan iklim.
Secara
tradisional peranan klimatologi adalah untuk
mengumpulkan hasil pengamatan dari unsur-unsur pembentuk iklim selama
bertahun-tahun lalu menganalisa unsur-unsur tersebut sehingga didapatkan
pengertian tentang proses-proses yang mengontrol iklim. Meskipun pengamatan-pengamatan tersebut
kebanyakan dilakukan di permukaan bumi, sehingga hanya menjelaskan sebagian
saja dari proses iklim, hasil yang didapat merupakan informasi yang sangat
berguna. Informasi ini jika ditambah
dengan pengertian tentang proses iklim dapat digunakan oleh para ahli untuk
menjawab berbagai persoalan praktis pada tahun-tahun berikutnya.
Sekarang pengamatan juga dilakukan dari luar bumi. Kehadiran
satelit telah merubah secara total seluruh pendekatan iklim. Dengan satelit, bumi dapat dilihat secara
utuh pada waktu bersamaan dan dalam tiga dimensi, sehingga dapat dijelaskan
bahwa perubahan iklim di tempat tertentu terkait dengan terjadinya perubahan
iklim di tempat lain, terkait juga dengan perubahan yang terjadi di lautan, di
lapisan es atau salju dan di lapisan tanah itu sendiri.
Bersamaan
dengan kemajuan tersebut, masyarakat juga mulai sadar akan peranan iklim. Bencana yang terjadi akibat iklim seperti
kekeringan yang terus berlangsung dan kekuatiran yang meningkat akan perubahan
iklim karena bertambahnya gas karbon dioksida di atmosfir menjadi sebab
munculnya kesadaran ini. Hal ini mendorong
para ahli untuk lebih meningkatkan pemahama tentang proses-proses di atmosfir dan
meningkatkan kemampuan untuk meramal kondisi masa datang.
Dengan
demikian tujuan dari klimatologi pada
masa kini adalah jelas untuk meramal kondisi di masa mendatang. Peramalan ini dapat mencapai kondisi dari
beberapa tahun mendatang pada lokasi tertentu yang pendekatannya dengan cara
menggunakan catatan data iklim masa lampau untuk menghasilkan dugaan yang
dibutuhkan. Tetapi, mungkin juga
dibutuhkan ramalan yang lebih jauh dari itu dengan luasan wilayah yang global. Pada kondisi seperti ini, pendekatan dengan
cara membuat model iklim lebih tepat digunakan.
1.1
Bagaimana Iklim dibentuk ?
Atmosfir
adalah bagian terpenting dari unsur pembentuk bumi yang selalu bergerak.
Skala gerakan
atmosfir dapat berukuran molekuler sampai yang berukuran global. Pada
semua skala, gerakan ini menyebabkan perubahan struktur dan komposisi
atmosfir. Contoh dari perubahan karena
pergerakan atmosfir adalah siklus air dan siklus uap air yang menyebabkan
pembentukan awan dan presipitasi.
Sumber
utama untuk semua kegiatan di atmosfir adalah matahari, kemudian energi
matahari ini menuju permukaan bumi setelah melewati atmosfir. Dalam perjalanannya, sebagian kecil energi
ini diserap yang menyebabkan terjadinya pemanasan atmosfir, bagian yang lain
menuju ke permukaan bumi. Energi yang
sampai ke permukaan bumi akan memanaskan atmosfir diatasnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa permukaan bumi adalah sumber utama pemanasan atmosfir.
Tipe
dan kondisi permukaan bumi akan menentukan iklim disuatu tempat, karena
permukaan bumi akan mempengaruhi jumlah dan keragaman pemanasan yang
dihasilkan. Perbedaan pemanasan itu
justru menjadi faktor pembentuk iklim karena distribusi panas yang tidak merata
menjadi sebab langsung dari gerakan udara horizontal yang kita kenal sebagai
angin, sedangkan gerakan yang vertikal akan menciptakan awan dan presipitasi.
Akhirnya
sesudah mengambil bagian dalam berbagai aktivitas di dalam atmosfir, energi
yang diterima dari matahari kembali lagi ke angkasa. Karena itu iklim dapat dipandang sebagai
rangkaian dari perubahan dan pertukaran energi di dalam atmosfir dan diantara
atmosfir dengan permukaan dibawahnya. Dengan demikian kondisi di atmosfir
misalnya komposisi gas didalamnya akan mempengaruhi iklim. Komposisi gas diatmosfir disajikan pada Tabel
1. 1.
Karena
iklim juga sangat bergantung pada kondisi permukaan bumi maka setiap perubahan kondisi
permukaan bumi akan mengakibatkan perubahan iklim. Komposisi permukaan bumi terus mengalami
perubahan sebagai akibat berubahnya berbagai aktivitas diatas permukaan bumi, sebagai
contoh luas hutan dapat berubah karena perubahan penggunaan lahan untuk
kebutuhan pertanian atau perumahan akibat pertambahan penduduk yang tinggi.
Tabel 1.1 Komposisi Atmosfir
Nama
gas Rumus Kimia Volume kandungan
|
|
Nitrogen N2 78.08%
|
Oksigen O2 20.95%
|
Argon Ar 0.93%
|
Uap
air H20 bervariasi
|
Karbon
dioksida CO2 340 ppmv
|
Neon Ne 18 ppmv
|
Helium He 5 ppmv
|
Krypton Kr 1 ppmv
|
Xenon Xe 0.08 ppmv
|
Methane CH4 2 ppmv
|
Hydrogen H2 0.50 ppmv
|
Nitrous
oxide N2O 0.30 ppmv
|
Carbon Monoxide CO 0.05-0.2 ppmv
|
Ozone O3 0.02-10 ppmv
|
Ammonia NH3 4 ppbv
|
Nitrogen
dioksida NO2 1 ppbv
|
Sulfur
dioksida SO2 1 ppbv
|
Hidrogen
Sulfida H2S 0.05 ppbv
|
ppmv
dan ppbv adalah per sejuta dan per milyar volume
1.2
Perkembangan Klimatologi
Munculnya
klimatologi sebagai ilmu berhubungan erat dengan kemajuan kemampuan manusia
dalam mengamati atmosfir. Berdasarkan
kemampuan mengamati atmosfir klimatologi berkembang melalui tahap-tahap
berikut:
Klimatologi Deskriptif
Pada
awalnya, pengamatan klimatologis hanya dilakukan secara visual atau pengamatan
dengan perasaan tanpa peralatan atau teknik yang memadai. Contohnya adalah pengamatan tentang kapan
musim berganti, atau kapan terjadi banjir.
Meskipun gejala-gejala yang diamati sangat sedikit untuk memenuhi syarat
sebagai ilmu tetapi pada jaman Yunani kuno ahli iklim sudah dapat membagi dunia
dalam tiga zona : sangat panas, sedang dan beku.
Cara
deskriptif ini berlangsung selama beberapa abad. Dimensi kuantitatif dimulai dengan penemuan barometer
(pengukur tekanan udara) dan termometer (pengukur suhu udara) yang diikuti
dengan pendataan arah angin dan jumlah curah hujan. Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 iklim
dari sebagian besar daratan di permukaan bumi sudah dapat dijabarkan, begitu
juga dengan iklim dari sebagian kecil lautan.
Semua ini bergantung pada pengamatan yang tersedia terutama pengamatan
presipitasi dan suhu. Dua unsur ini
memang yang terutama dalam iklim, hal ini karena alat pengukurnya lebih
tersedia dan kedua unsur tersebut penting dalam pertanian.
Pesatnya
pengamatan menimbulkan persoalan baru.
Begitu banyak angka sehingga pembuatan tabel yang sederhana menjadi
kurang praktis, mulai diperlukan suatu metoda untuk menganalisa seperti
penjumlahan pengamatan setiap bulan, atau nilai rata-rata yang meliputi
beberapa tahun. Dari analisa tersebut
berkembanglah konsep pengertian normal
iklim yang merupakan nilai rata-rata dari 30 tahun pengamatan.
Pemahaman
konsep normal iklim ini memungkinkan kita meringkas data dari satu stasiun
pengamat. Jika ringkasan data ini
dilakukan untuk suatu daerah tertentu akan menghasilkan konsep iklim regional. Konsep ini dimungkinkan karena
stasiun-stasiun tertentu dapat dikelompokkan berdasarkan nilai normalnya atau
pola normal bulanannya yang hampir sama .
Pengelompokkan
ini yang juga akhirnya membentuk klasifikasi iklim. Klasifikasi ini umumnya berdasarkan analisis
dan perbandingan dari data-data yang tersedia, tetapi kebanyakan pembagian
iklim dibagi berdasarkan kegunaannya, misalnya hubungan iklim dengan tanaman
sehingga daerah iklim akan juga menggambarkan daerah vegetasi.
Pembagian
iklim sesuai kegunaannya memang akan menolong dalam hal-hal praktis
seperti mengetahui kecocokan tanaman
tertentu dengan daerah tumbuhnya. Tetapi, cara ini tidak menolong untuk
mengetahui penyebab keragaman iklim antar tempat.
Perkembangan Meteorologi
Pada
waktu yang bersamaaan dengan perkembangan diatas, suatu pendekatan yang
benar-benar berbeda dilakukan oleh ahli-ahli dalam bidang yang lebih baru yaitu
Meteorologi. Perkembangan ilmu baru ini dimungkinkan
dengan ditemukannya cara komunikasi yang cepat lewat telegraph sehingga memungkinkan
pengumpulan hasil pengamatan dari berbagai tempat secara serentak, kemudian
dianalisa untuk peramalan cuaca dimasa mendatang.
Ada perbedaan pengertian antara cuaca dan iklim. Cuaca
adalah: keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di
suatu tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) dapat berubah seperti suhu dan
kelembaban udara atau dan arah angin.
Iklim adalah: Peluang statistik dari keadaan cuaca rata-rata atau
keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa
bulan atau beberapa tahun.
Input
dari Satelit dalam Klimatologi
Informasi
yang didapat dari satelit menghasilkan dimensi baru dalam klimatologi. Sebelumnya, semua informasi didapat dari stasiun-stasiun
iklim di permukaan bumi yang hanya meliputi lokasi dan waktu tertentu. Satelit memungkinkan peliputan global secara
hampir bersamaan dan dalam bentuk tiga dimensi.
Satelit juga mampu mengukur arus energi yang menuju dan yang
meninggalkan atmosfir, sebuah informasi yang tidak didapat dari sumber
lain. Informasi baru ini meningkatkan
pemahaman kita tentang proses-proses di atmosfir, mendorong pengembangan simulasi
model-model iklim dan memungkinkan kita membuat pendekatan-pendekatan dalam
menduga proses-proses dan perubahan-perubahan iklim.
Satelit
menghasilkan jumlah data yang banyak, untunglah hal ini diimbangi dengan
kemajuan komputer dalam mengolah data.
Dengan demikian semua jenis data, dari satelit atau sumber lain, dapat
dianalisa dengan cara yang efisien.
Dapat
disimpulkan bahwa klimatologi sekarang ini memiliki tiga sumber data yaitu :
a.
Dari pengamatan secara tradisional yang berdasarkan pengamatan di stasiun-stasiun
iklim di permukaan bumi. Sumber ini
mengamati titik-titik tertentu di permukaan bumi dan karena telah berlangsung
lama sumber ini memiliki ketersediaan data yang cukup lengkap.
b.
Dari pengamatan udara di lapisan atas.
Seperti juga pengamatan secara
tradisional sumber
ini hanya meliputi lokasi dan waktu tertentu dengan ketersediaan data yang
memadai.
c.
Dari pengamatan satelit. Sumber
ini menghasilkan data untuk wilayah yang luas tetapi data yang
dimiliki masih terbatas.
Semua
sumber ini harus digunakan dalam klimatologi.
Sejauh ini informasi dari satelit terutama digunakan dalam mempelajari
kerja atmosfir pada skala global.
Penelitian-penelitian skala lokal, atau penerapan informasi iklim
sebagian besar belum secara nyata dipengaruhi data-data terbaru ini. Tetapi data dari satelit telah mengubah
gambaran tentang iklim dan semakin lama manfaatnya makin terasa terutama dalam
melengkapi data-data yang didapatkan dari pengamatan secara tradisional.
1.3.
Unsur-unsur Iklim
Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa ada berbagai unsur yang membentuk iklim. Bertahun-tahun klimatologi berfokus pada dua
unsur saja yaitu suhu dan presipitasi.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua unsur ini yang paling mudah
diamati dan berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi jelas unsur-unsur iklim bukan hanya
suhu dan presipitasi. Kecepatan dan arah
angin, jumlah dan tipe awan, lama penyinaran matahari, kelembaban atmosfir,
tekanan udara adalah unsur-unsur lain yang dapat kita amati dengan jelas setiap
hari.
Dalam
situasi-situasi tertentu beberapa unsur lebih penting dibanding unsur lainnya. Misalnya dalam pertanian: kelembaban tanah,
suhu tanah, dan penguapan lebih penting sementara dalam hal kesehatan manusia
konsentrasi polutan dan kemasaman presipitasi adalah unsur yang dianggap
penting.
Karena
iklim mengandung campuran dari unsur-unsur tersebut definisi tiap kelompok
orang tentang iklim mungkin berbeda tergantung kepentingan relatif dari tiap
unsur. Untuk negara empat musim, seseorang
yang bertanggung jawab untuk menduga kebutuhan pemakaian listrik mungkin
memandang bahwa unsur iklim yang penting hanya suhu udara sehingga ia juga
memandang iklim hanya dari sisi suhu udara.
Definisi iklim dari sisi seorang petani mungkin lebih rumit, karena
presipitasi, suhu, laju evaporasi dan mungkin juga angin, semua diperhitungkan.
Seorang ahli iklim harus mempertimbangkan semua unsur meskipun tidak semua
unsur memiliki manfaat yang sama dalam semua kondisi dan beberapa unsur relatif
masih kurang dipahami.
1.4.
Sistem Iklim
Kunci
untuk pemahaman terbaru tentang iklim dan klimatologi terletak pada cara
memandang iklim. Iklim adalah suatu
sistem yang tidak hanya berkaitan dengan bagian-bagian dari atmosfir tetapi
juga pada berbagai tipe dan kondisi permukaan bumi sehingga menghasilkan suatu
kesatuan (Gambar 1.1).
Gambar 1.1. Komponen-komponen pembentuk sistem iklim
Titik pandang yang sistimatis ini tidak sepenuhnya baru,
tetapi penekanan terhadap pengaruh permukaan bumi menambah dimensi baru. Adalah
tidak mungkin memahami arus dan siklus energi dan kejadian-kejadian di atmosfir
tanpa mempertimbangkan materi permukaan bumi.
Ide
apapun tentang pertukaran energi, yang merupakan titik awal dan kerangka umum
dari pemahaman klimatologi, harus mengikut sertakan pengaruh permukaan
bumi. Atmosfir dipanaskan dari bawah
sebagai akibat dari penyerapan energi surya oleh permukaan bumi sementara jenis
permukaan yang berbeda akan memberikan reaksi yang berbeda dalam hal penerimaan
energi ini.
Sebagai
contoh, salju dan es memantulkan sebagian besar energi sehingga sulit menjadi
panas dibandingkan dengan permukaan tanah yang lebih cepat panas. Lautan memberikan reaksi yang lain karena
lautan menyimpan energi tanpa kenaikan suhu yang berarti. Energi yang disimpan lautan dapat
dipindahkan, atau disebarkan oleh gelombang laut atau dibawa ke lapisan yang
lebih dalam untuk dilepaskan lagi ke permukaan sesudah disimpan dalam beberapa
tahun.
Jelaslah
bahwa berbagai tipe permukaan memiliki waktu tanggap yang berbeda sehingga
tidak ada perpindahan energi yang terjadi begitu saja dan dalam waktu cepat
dari permukaan ke atmosfir. Pengaruh
dari perbedaan permukaan ini baru akhir-akhir ini disadari bersamaan dengan
dimulainya pandangan yang menyeluruh dari sistim iklim.
Dengan
cara yang sama juga kita harus mempertimbangkan pergerakan subtansi-subtansi di
dalam atmosfir dan pertukaran yang
terjadi antara atmosfir dan permukaan.
Secara klimatologis, air dalam berbagai bentuknya merupakan hal yang
harus diperhatikan karena ia bergerak dari permukaan bumi, melewati atmosfir
dan akhirnya kembali lagi ke permukaan.
Berbagai hal tentang siklus air secara rinci telah dipahami dengan baik
dan pendekatannya secara sistimatik telah digunakan selama bertahun-tahun.
1.5.
Skala Ruang dan Waktu dalam Klimatologi
Seperti
telah ditunjukkan sebelumnya, kegiatan di atmosfir terdapat pada berbagai skala
yang masing-masing berkaitan dengan pengamatan dan teknik analisa
tertentu. Karena atmosfir terus menerus
bergerak skalanya dapat beragam dari ukuran satu tanaman atau satu rumah sampai
ke ukuran luasan bumi. Untuk memahami
semua kegiatan pada semua skala tidaklah mudah.
Untunglah, keadaan ini dapat disederhanakan dengan suatu cara.
Secara
tradisional, ahli-ahli cuaca telah membagi seluruh cakupan iklim dalam berbagai
kategori yang lebih mungkin untuk ditangani yaitu skala mikro, lokal, meso dan
makro (Gambar 1.2.). Pembagian ini
didasarkan pada beberapa faktor, terutama teknik pengamatan yang diperlukan
untuk menjelaskan gejala-gejala pada skala tersebut dan teknik analisa yang
diperlukan untuk memahami gejala-gejala tersebut.
Perlu
diingat bahwa gejala pada skala waktu yang pendek cenderung terjadi di skala
ruang yang sempit sementara gejala-gejala pada skala waktu yang panjang
mempengaruhi daerah yang luas. Juga
dapat dikatakan bahwa gejala-gejala cuaca pada skala waktu yang panjang
tersusun dari kumpulan ciri/kejadian jangka pendek dan gejala-gejala pada skala
regional adalah kumpulan dari pengaruh-pengaruh pada skala lokal. Meskipun terdapat pembagian bukan berarti
tidak ada kaitan yang erat antar skala.
pembagian skala dalam iklim bukanlah sesuatu yang kaku.
Gambar 1.2. Skala waktu dan tempat dari berbagai gejala
atmosferik. Nampak ada hubungan yang mendekati
linier antara ukuran kejadian di atmosfir dengan skala waktu.
Semua
hal yang tampak dalam Gambar 1.2. telah dipelajari dengan cukup rinci dan
merupakan aspek-aspek yang diperhitungkan dalam meteorologi, meskipun inti
dari meteorologi adalah pada skala yang disebut 'sinoptik'. Sinoptik
adalah skala luasan yang setara dengan luasan negara untuk ukuran Eropa
atau negara bagian untuk ukuran USA,
sedang skala waktunya meliputi beberapa hari. Teknik-teknik yang digunakan
dalam meteorologi sangat banyak, beragam dan agak rumit. Penekanan dari ilmu ini adalah pada pengembangan
suatu pemahaman yang mengarah pada ramalan jangka pendek dari tempat dan waktu
tertentu. Sebaliknya ahli-ahli iklim
lebih tertarik pada pemahaman yang mengarah pada pendugaan jangka panjang atau
peluang ramalan yang tidak terlalu spesifik dalam waktu dan mungkin hanya
menggambarkan keadaan umum suatu tempat.
Proses-proses
dasar tertentu terjadi dalam semua skala atau dengan kata lain tidak terikat
pada skala. Proses-proses itulah yang
disebut sebagai faktor pengontrol iklim dan ilmu yang mempelajarinya disebut
klimatologi fisik.
1.6. Klimatologi Dinamis
Begitu
kita tambahkan unsur gerakan udara horizontal (angin) kedalam pemahaman kita
tentang iklim, kita merubah klimatologi fisik menjadi klimatologi dinamis, dan
pengaruh skala mulai diperkenalkan. Kita
membagi klimatologi dinamis dalam 3 skala untuk menunjukkan dengan jelas
bagaimana unsur pengontrol iklim melahirkan apa yang kita anggap sekarang
sebagai iklim yang utuh.
Gambar 1.3. Kubus iklim.
Iklim dapat dipandang dalam tiga domain : waktu, tempat dan persepsi
manusia. Pembagian dari domain yang
digambarkan disini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya interaksi antar
dimensi. Klimatologi Fisik
Skala
ini dimulai dari skala yang terbesar yaitu skala global, kemudian terdapat juga
skala regional atau sinoptik dan akhirnya yang terkecil adalah skala lokal yang
mungkin hanya mencangkup ukuran seluas lahan atau kota.
Sedangkan skala waktu untuk iklim dapat dimulai dari menit, hari, musim
,tahun bahkan sampai dekade (10 tahunan).
Masing-masing skala ini membutuhkan tehnik dan penekanan yang berbeda
dalam kerangka umum pemahaman kita tentang hukum-hukum fisika yang menerangkan
kegiatan atmosfir.
Akhirnya,
diharapkan dengan memahami unsur-unsur iklim kita mampu mengembangkan semua
unsur tersebut untuk dapat menjawab pertanyaan "bagaimana kondisi iklim
dimasa mendatang?". Kita masih
memerlukan banyak pendekatan, pengamatan dan informasi untuk dapat menjawab
pertanyaan ini.
Latihan dan Diskusi
1. Berikan contoh-contoh tambahan dari pengaruh
iklim terhadap kegiatan pertanian dalam skala lokal
2. Amatilah kondisi permukaan bumi disekitarmu;
apakah masih tertutup vegetasi (jenis apa? persawahan, kebun), atau tanah
terbuka, didominasi bangunan ? bagaimana pengaruh penutupan permukaan tanah
terhadap suhu dan kelembaban udara di tempat itu ?
3. Perhatikan Gambar 1.1. untuk mengisi
titik-titik berikut ini untuk memahami proses pembentukan
unsur-unsur iklim
Radiasi matahari adalah ………..energi dari seluruh proses
pembentukan iklim. Radiasi matahari
kemudian ………………….. atmosfir lalu menuju permukaan bumi. Permukaan bumi ………………… radiasi lalu …………………
kembali sebagian dari radiasi tersebut.
Energi radiasi yang ………………… permukaan bumi itulah yang memanaskan udara.
Besarnya pemanasan udara bergantung pada …………… permukaan
bumi. Misalnya, permukaan bumi yang
terbuka (tanah gundul) ………………. radiasi lebih banyak daripada tanah bervegetasi
atau tanah lembab sehingga …………………... udara diatas tanah terbuka lebih …………
dibanding diatas permukaan tanah lainnya.
Perbedaan …………..udara menimbulkan perbedaan …………..udara
karena udara yang lebih panas tekanannya lebih…………dibanding udara yang lebih
dingin. Karena aliran selalu terjadi
dari tekanan ………. ke tekanan ………..maka terjadi juga aliran udara yang disebut …………..
Jika radiasi matahari jatuh diatas permukaan air, maka
akan terjadi …………… atau disebut proses ………………..
Proses ini merubah butiran air menjadi uap air. Kumpulan uap air di udara menciptakan
…………..udara. Karena proses pemanasan
permukaan atau karena ada pegunungan udara dapat bergerak dari permukaan bumi
ke suatu ketinggian di atmosfer. Jika udara yang mengandung uap air itu
mencapai level kondensasi maka uap air akan kembali menjadi butiran air
sehingga terbentuk ………… Jika butiran air
yang terbentuk sudah mencapai ukuran dan berat tertentu, maka butiran air
tersebut akan turun sebagai …………….
2 komentar:
konten ini baik sekali, sayang gambarx ga bisa dinikmati
sebagai pendidik, saya sangat membutuhkan materi ini. kalau masih ada sub bahasan berikutnya, ples kirimin ke email saya: hadini74@gmail.com. thanks sebelumnya
Posting Komentar