I.
ARTI
PENTING PENYAKIT TUMBUHAN
Sejak bibit atau benih ditanam, selama
masa pertumbuhan tanaman (tanaman muda/dewasa sampai masa panen) dan pasca
panen, pada saat pengangkutan dan penyimpanan hasil panen, tanaman dan
produksinya selalu terancam oleh berbagai
penyebab penyakit tanaman yang dapat
mengakibatkan kerusakan tanaman sehingga menyebabkan berkuranganya hasil
panen atau rendahnya mutu hasil-hasil petanian.
Bahkan beberapa penyakit tanaman dapat membinasakan seluruh
tanaman yang berakibat terjadinya kegagalan panen.
Tumbuh-tumbuhan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan manusia. Ditinjau dari aspek
biologis, tumbuh-tumbuhan merupakan sumber makanan pokok manusia dan juga
sebagai sumber pakan ternak. Sampai saat ini untuk makanan pokoknya manusia masih sangat tergantung
kepada hasil tumbuh-tumbuhan seperti gandum, padi, jagung, kentang, singkong
bahkan tales. Selain itu manusia
menggunakan hasil tumbuh-tumbuhan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah
tangga serta bahan baku obat-obatan. Ditinjau
dari aspek kebutuhan ekonomis, tumbuh-tumbuhan merupakan bahan baku berbagai
macam industri seperti ban kendaraan, bubur kertas (pulp) untuk pembuatan kertas,
bahan-bahan kimia, triplek dan lain sebagainya.
Ditinjau dari aspek kebutuhan ekologis, tumbuh-tumbuhan (hutan)
berfungsi sebagai penahan banjir, penyedia/penahan air dan naungan maupun
sebagai habitat berbagai jenis satwa.
Demikian pula dari aspek kebutuhan psikologis, tumbuh-tumbuhan dapat
memberikan kesenangan dan keindahan berupa tempat rekreasi, taman-taman bunga
dan lain-lainya.
Berdasarkan uraian ini sangat
jelas bahwa tumbuh-tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, sehingga bila tumbuh-tumbuhan tidak dilindungi dari serangan penyebab
penyakit yang serius akan menggoyah- kan tatanan hidup manusia, baik aspek
sosial, ekonomi, politik dan keamanan.
1.1 Gangguan Terhadap Tumbuhan
Berbagai macam gangguan dapat terjadi pada
tumbuhan, gangguan tersebut dapat berupa:
a.
gangguan oleh hewan/binatang; antara lain serangga (ulat, kepik,
belalang, kutu tanaman), tungau,
moluska (siput/keong), burung, tikus, babi
hutan, monyet dan sebagainya.
b. gangguan
oleh organisme hidup bukan hewan, yaitu jamur, bakteri, virus, mikoplasma,
viorid, protozoa dan nematoda.
c. gangguan
yang disebabkan oleh faktor-faktor
lingkungan yang ekstrim seperti: iklim/cuaca (suhu, kelembaban, sinar matahari),
tanah (sifat-sifat fisik dan kimia
tanah, unsur hara dan pH tanah) polusi udara/tanah.
d. gangguan
oleh tumbuhan yang keberadaannya di suatu areal tanaman tidak dihendaki.
Gangguan yang disebabkan oleh
hewan/binatang digolongkan sebagai hama
tumbuhan. Ilmu
yang mempelajari tentang hama
tumbuhan disebut Ilmu Hama Tumbuhan.
Golongan hewan umumnya berukuran cukup besar dan mudah dilihat langsung dengan mata telanjang (tanpa
alat bantu/bersifat makroskopis) walaupun ada juga yang baru terlihat jelas
bila memakai loupe/mikroskop stereo (tungau).
Gangguan yang disebabkan oleh tumbuhan yang
keberadaannya pada suatu areal tanaman tidak dikehendaki digolongkan sebagi
gulma. Ilmu yang mempelajari tentang
gulma disebut ilmu gulma.
Gangguan yang disebabkan oleh organisme
hidup bukan hewan dan gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan
yang ekstrim digolongkan sebagai penyakit tumbuhan. Ilmu yang mempelajari hal ihwal penyakit tumbuhan disebut Ilmu Penyakit Tumbuhan atau
Fitopalogi. Fitopalogi berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas phyto
berarti tumbuhan, pathos berarti penyakit, dan logos berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris ilmu penyakit tumbuhan
disebut Plant Pathology atau Phytopathology. Organisasi profesi bagi ahli-ahli penyakit
tumbuhan di Indonesia
adalah “Perhimpunan Fitopatologi Indonesia” disingkat PFI.
Hampir sama seperti penyakit pada
manusia dan hewan, penyakit pada tanaman juga memiliki tahapan-tahapan
perkembangan penyakit dan bersifat kompleks.
Namun demikian telah diketahui bahwa sampai saat ini penyakit-penyakit
tumbuhan tidak dapat menular kepada
manusia dan hewan.
Penyebab penyakit pada tumbuhan dapat berupa jamur, bakteri,
virus, mikoplasma, viroid, protozoa dan nemotoda serta tumbuhan tingkat tinggi
parasit yang semuanya disebut patogen dan digolongkan ke dalam agen biotik kecuali
virus. Faktor-faktor lingkungan yang
ekstrim sebagai penyebab penyakit pada tumbuhan digolongkan ke dalam agen
abiotik (suhu, kelembaban, unsur hara, pH tanah, kekurangan oksigen dan bahan-bahan
kimia beracun di dalam tanah maupun/udara).
Sampai saat
ini, untuk menunjang kelangsungan hidupnya umat manusia masih sangat tergantung
kepada tanaman/tumbuhan, terutama untuk makanan dan perumahan/bangunan serta
perabotan rumah tangga. Dengan demikian
bila ada gangguan terhadap tanaman/tumbuhan, misalnya gangguan dari penyakit
tanaman, maka umat manusia akan langsung merasakannya, terutama bagi orang-orang atau badan yang berkecimpung
langsung dengan tanaman/tumbuhan, misalnya petani, perusahaan
pertanian/perkebunan, pedagang sarana produksi pertanian, pedagang/eksportir
hasil-hasil pertanian, usaha transportasi dan lain-lain. Oleh sebab itu penyakit tanaman/tumbuhan memiliki arti
penting bagi umat manusia .
Penyakit
tumbuhan dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman maupun hasilnya, sehingga
akan mengurangi produksinya.
Berkurangnya produksi tanaman berarti terjadi kehilangan hasil. Kehilangan hasil, dapat ringan, sedang sampai
berat, bahkan tanaman sama sekali tidak dapat memberikan hasil. Selain itu penyakit tumbuhan dapat pula menurunkan
mutu produksi tanaman seperti berkurangnya nilai gizi, rasa/aroma dan
penampakannya bahkan bahan makanan yang terkontaminasi oleh
racun yang dihasikan oleh penyebab penyakit tanaman tertentu dapat pula
menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia yang memakan tanaman yang sakit.
Akibat
serangan penyakit pada tumbuhan yang menghasilkan bahan pangan dapat
menyebabkan manusia mengalami kelaparan bahkan mati karena kelaparan. Contoh: penyakit kentang yang disebabkan oleh
jamur Phytophthora infestans yang
berjangkit di Irlandia pada tanhun
1845-1860 telah menghancurkan hampir semua pertanaman kentang yang merupakan
makanan pokok di negara tersebut, sehingga sekitar satu juta penduduknya mati
kelaparan. Hal ini pula yang menyebabkan migrasi penduduk Irlandia secara
besar-besaran ke Amerika Serikat (lebih kurang satu juta orang).
Di Bengali
(Benggala), India yang sekarang telah berubah menjadi negara Bangladesh pada
tahun 1943 penyakit padi yang disebabkan oleh jamur Helminthosporium
oryzae menyerang dan menghancurkan semua varietas padi yang ditanam
sehingga menyebabkan lebih kurang dua
juta penduduk mati kelapran.
Penyakit
tumbuhan dapat pula menyebabkan ditariknya suatu klon atau varietas yang sudah
lama digunakan dan diganti dengan klon atau varietas lain, tetapi harga jualnya
murah. Di samping itu penyakit tumbuhan
dapat juga memaksa manusia mengganti jenis tanamannya dengan jenis tanaman yang
lain. Contoh: Selama 1 ¾ abad jenis kopi
Arabika merupakan satu-satunya klon tanaman kopi komersil yang ditanam di seluruh
Indonesia karena mutu biji dan aromanya sangat baik sehingga memberikan
keuntungan yang besar bagi pemerintah kolonial Belanda. Kemudian kopi Arabika ini mengalami
kemunduran hasil akibat serangan jamur Hemileia vastatrix penyebab penyakit karat daun yang masuk ke
Indonesia pada tahun 1876.
Produksi kopi selama tahun 1885-1890 merosot sampai 50 %, dan
tahun-tahun berikutnya merosot sampai 25 %.
Kemerosotan ini terjadi karena kopi Arabika yang ditanam di daerah
dataran rendah sangat peka terhadap penyakit ini. Karena kerusakan berat akibat
serangan jamur Hemileia vastartrix, pemerintah kolonial Belanda mengganti klon Arabika
dengan klon Robusta yang tahan terhadap penyakit karat daun kopi. Oleh karena itu, kopi klon Robusta
ini tetap kita tanam sampai sekarang, walau harga jualnya lebih rendah
dibandingkan dengan kopi Arabika.
Penyakit
karat daun ini pula yang menyebabkan pertanaman kopi di Sri Langka dirubah
menjadi perkebunan teh, sehingga orang-orang Inggris yang menjajah Sri Langka
pada saat itu yang sebelumnya adalah penggemar minuman kopi berubah menjadi
penggemar minuman teh. Di Filipina, akibat
gangguan penyakit karat daun ini memaksa merubah perkebunan kopi menjadi
perkebunan kelapa. Pada permulaan abad
19, pertanaman tebu di Indonesia hampir hancur oleh penyakit Sereh yang
disebabkan oleh virus Nanus sacchari.
Namun pada tahun 1930 penyakit
sudah dapat diatasi dengan varietas tebu hasil silangan tebu biasa dengan
Glagah (Sacharum spontanium).
Tahun 1950
di Indonesia ditemukan adanya penyakit CVPD (Citrus Vein Pholoem Degeneration)
pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh
mikoplasma. Penyakit ini mperkecil
ukuran buah dan jumlah buah. Penyakit
ini berkembang terus sampai sekarang, sehingga hampir melumpuhkan semua
pertanaman jeruk di Indonesia.
Pada dekade 1970-an, tanaman-tanaman padi
kita hampir lumpuh karena serangan virus tungro. Pada tahun 1980-an penyakit ini bisa
diatasi tetapi di tahun 1995 penyakit
ini sudah mulai lagi menyerang tanaman padi di pantai utara pulau Jawa.
Pada tahun
1974 penyakit cacar daun cengkeh (CDC) pertama kali ditemuknan di daerah
Lampung. Penyakit ini disebabkan oleh
jamur Phyllosticta. Penyakit CDC ini banyak sekali mematikan tanaman cengkeh di
Lampung. Tahun 1983 penyakit CDC sudah
tersebar di 11 propinsi lainnya, yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu,
Sumsel, Jabar Jateng, DIY, Kalsel dan Sulsel.
Tahun 1983 penyakit VSD (Vascular Streak Dieback) yang disebabkan oleh
cendawan Oncobasidium theobromae
pertama kali menyerang tanaman coklat di pulau Sebatik (Kaltim) dekat
perbatasan dengan Sabah. Sekarang
penyakit ini telah pula menyerang tanaman coklat di Maluku, Sulawesi Tenggara,
Jabar dan Jatim. Padahal tanaman coklat
ini direncanakan akan menjadi salah satu tanaman yang dapat mendatangkan devisa
bagi negara kita.
Bebarapa
penyakit tumbuhan dapat pula menyebabkan manusia dan hewan mengalami keracunan
atau sakit akibat memakan hasil tanaman yang
terkontaminasi dengan racun yang dihasilkan oleh patogen penyebab
penyakit tumbuhan. Contoh: tanaman Rye
(gandum hitam) yang diserang jamur Claviceps purpurea dapat menyebabkan ergot (racun) bagi yang
mengkonsumsinya. Di beberapa negara
telah ada undang-undang yang mengatur berapa jumlah ergot yang dibolehkan
terdapat pada produk yang akan dikonsumsi. Demikian pula pada tanaman rye yang
diserang oleh Fusarium spp. dapat menyebabkan penyakit di beberapa
negara eropa bila mereka mengkonsumsi roti yang dibuat dari gandum hitam yang
terserang Fusarium spp.
Tanaman
barli (juga sejenis gandum) yang diserang oleh Gibberella zeae dapat menyababkan penyakit pada babi yang mengkonsumsi
barli tersebut. Kopra yang prosesingnya
kurang/tidak sempurna dapat diserang oleh jamur Aspergillus flavus yang dapat menghasilkan racun aflatoksin yang
berbahaya bagi manusia. Bahkan beras
yang posisingnya kurang/tidak sempurna dapat diserang oleh jamur Penicillium
sp yang dapat menghasilkan racun
citrinin, citreoviridin dan islandtoksin yang berbahaya bagi manusia.
Ada tiga komponen dalam penyakit tumbuhan, yaitu tumbuhan inang,
penyebab penyakit (patogen) dan kondisi lingkungan. Untuk mendalami ketiga komponen ini
diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu-ilmu lainnya. Ilmu-ilmu seperti botani, taksonomi,
morfologi, anatomi, fisiologi tumbuhan berikut bidang agronominya (bercocok
tanam), genetika dan pemulyaan tanaman sangat diperlukan untuk mempelajari
tumbuh-tumbuhan.
Demikian pula untuk penyebab penyakit (patogen)
yang disebabkan oleh mikroorganisme, kita mutlak perlu mengetahui dan mendalami
ilmu-ilmu mikologi, bakteriologi, virologi, nematologi dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan mikrobiologi dan genetikanya sedangkan untuk
faktor lingkungan diperlukan pula mempelajari ilmu iklim dan ilmu-ilmu
tanah. Selain ilmu-ilmu tersebut masih pula diperlukan
ilmu-ilmu dasar lainnya seperti kimia, fisika, matematika, biokimia dan
bioteknologi. Kaitan antara ilmu
penyakit tumbuhan dengan ilmu-ilmu lain tersebut sangat erat sebab bila
ilmu-ilmu lain tersebut bertambah maju, akan semakin
maju pula ilmu penyakit tumbuhan.
Sebagai sain ilmu penyakit tumbuhan
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang penyakit-penyakit
tanaman. Pada saat yang bersamaan ilmu
penyakit tumbuhan berusaha mengembangkan metoda-metoda pengendalian, peralatan
dan bahan-bahan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tanaman sehingga
kita dapat meneyelamatkan tanaman serta hasilnya dan bermanfaat bagi umat
manusia.
1.3 Latihan Pertanyaan
1.
Gangguan pada tumbuhan yang disebabkan oleh organisma bukan hewan dan
faktor lingkungan dimasukkan ke dalam golongan apa ?
2. Sebutkan agen-agen biotik yang dapat
menimbulkan penyakit pada tanaman !
3. Sebutkan faktor-faktor yang menjadi bidang
kajian ilmu penyakit tumbuhan !
4. Sebutkan kerugian-kerugian yang ditimbulkan
oleh penyakit tumbuhan !
5. Apakah nama oganisasi profesi ahli-ahli
penyakit tumbuhan di Indonesia ?
0 komentar:
Posting Komentar