II. KONSEP
PENYAKIT TUMBUHAN
2.1 Tumbuhan Sakit dan Definisi
Penyakit Tumbuhan
Suatu tumbuhan dikatakan sehat atau normal jika tumbuhan tersebut
dapat tumbuh dan melaksanakan seluruh fungsi-fungsi fisologisnya dengan baik
dan normal, sesuai dengan potensi genetiknya.
Fungsi-fungsi fisiologis tersebut antara lain meliputi:
a.
Pembelahan sel;
b.
Diferensiasi sel serta perkembangannya;
c.
Absorbsi air dan unsur hara
dari dalam tanah dan translokasi bahan-bahan tersebut ke seluruh bagian tumbuhan;
d.
Fotosintesis dan translokasi
hasil-hasil fotosintesis ke bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkan atau
disimpan pada bagian-bagian penyimpanan;
e.
Metabolisme senyawa-senyawa
hasil sintesa;
f.
Reproduksi.
Kalau
kemampuan sel-sel tumbuhan untuk melakukan fungsi-fungsi fisiologisnya diganggu
oleh patogen atau faktor lingkungan tertentu, maka salah satu atau beberapa
dari fungsi fisiologisnya tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya sehingga
terjadi penyimpangan dari keadaan normal yaitu terjadi penyimpangan proses
fisiologi tumbuhan. Dalam keadaan demikian tumbuhan tersebut dikatakan
sakit Penyebab utama penyakit tanaman
adalah organisme hidup yang bersifat patogenik.
Selain itu, faktor-faktor lingkungan fisik yang ekstrim dapat pula
bertindak sebagai penyebab penyakit tumbuhan.
Mekanisme terjadinya penyakit pada tanaman
sangat berbeda, tergantung dari penyebab penyakitnya dan kadang-kadang
tergantung pula pada tumbuhan inangnya. Reaksi pertama tanaman terhadap
penyebab penyakit terjadi pada tempat penyerangan patogen dan reaksi itu
bersifat kemis dan tidak terlihat.
Setelah itu reaksinya segera meluas
dan terjadi perubahan-perubahan histologis di dalam tanaman sehingga
hasil reaksi tersebut dapat terlihat secara makroskopis (dapat dilihat
dengan mata telanjang tanpa alat bantu).
Sel-sel dan jaringan tanaman yang diserang patogen akan menyebabkan sel-sel dan jaringan tersebut mengalami kerusakan atau lemah, sehingga
tanaman tidak dapat melaksanakan seluruh fungsi-fungsi fisiologisnya secara
normal dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Macamnya sel dan jaringan yang diserang
patogen akan menentukan pula macam fungsi fisiologis yang terganggu. Infeksi pada akar akan menyebabkan busuk akar sehingga mengganggu absorbsi air dan unsur
hara dari dalam tanah. Infeksi pada
pembuluh xylem, akan menggangu translokasi air dan unsur hara ke bagian-bagian
atas tanaman (misalnya pada penyakit layu pembuluh dan kanker). Infeksi pada daun berupa bercak, hawar,
mosaik, karat dan sebagainya akan mengganggu proses fotosintesis. Infeksi pada pembuluh floem akan mengganggu translokasi hasil-hasil
fotosintesis ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan. Infeksi pada bunga dan buah akan mengganggu
reproduksi.
Ada juga kelompok patogen yang menyerang
sel-sel tanaman dengan cara merangsang sel-sel tanaman untuk membelah diri
lebih cepat dari keadaan normal (hyperplasia) atau sel-selnya mengalami
pembesaran yang luar biasa (hypertrophy).
Pembelahan sel yang lebih cepat atau pembesaran sel yang luar biasa ini akan menyebabkan lebih banyak
bahan makanan yang dialirkan ke tempat terjadinya pembesaran atau percepatan
pembelahan sel sehingga sel-sel atau jaringan lain yang masih normal mengalami
kekurangan bahan. Percepatan pembelahan
sel maupun pembesaran sel yang luar biasa juga akan mengakibatkan rusaknya jaringan sel yang
berada di sebelahnya sehingga fungsi fisiologis tanaman terganggu.
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan, penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai berikut: “penyakit
tanaman merupakan kegagalan sel atau jaringan tanaman inang untuk melaksanakan
fungsi-fungsi fisiologisnya akibat gangguan terus menerus oleh penyebab
penyakit dan menimbulkan gejala”
Dengan demikian penyakit tanaman adalah
merupakan suatu kondisi yang meliputi perubahan bentuk yang abnormal, perubahan
fisiologis, perubahan keutuhan atau
perilaku tanaman. Perubahan-perubahan
seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan sebagian atau bahkan kematian tanaman
atau bagian-bagian dari tanaman. Sebagai hasil akhir akibat penyakit tanaman
adalah berkurangnya produksi (produksi rendah),
rendahnya mutu produksi bahkan
tanaman sama sekali tidak dapat memberikan hasil.
Mikroorganisme patogenik yang umumnya
dikenal sebagai patogen menyebabkan penyakit pada tanaman dengan cara:
2.
Mematikan atau mengganggu metabolisma tumbuhan inang melalui toksin,
enzim atau zat-zat pengatur
tumbuh yang dihasilkan oleh patogen.
3.
Menghambat pengaliran bahan makanan,
unsur-unsur mineral dan air di
dalam jaringan pembuluh tanaman
dengan cara patogen tumbuh dan
memperbanyak diri di dalam pembuluh xylem dan/atau phloem.
Faktor-faktor
lingkungan yang ekstrim seperti suhu, kelembaban, unsur hara, kemasaman tanah,
sifat-sifat fisik tanah dan polusi dapat juga menyebabkan penyakit pada
tanaman.
2.2 Klasifikasi Penyakit Tumbuhan
Ribuan
macam penyakit telah ditemukan pada berbagai macam tanaman yang
dibudidayakan. Menurut Lucas et al. (1985) dewasa ini telah
diketahui paling tidak 50.000 macam
penyakit pada tanaman yang memiliki nilai ekonomi dan
hampir setiap tahun ditemukan pula penyakit-penyakit baru. .
Rata-rata setiap macam tanaman dapat menderita sekitar seratus macam
penyakit. Setiap macam patogen dapat
menyerang satu atau lebih varietas dan bahkan dapat menyerang ratusan species
tanaman. Untuk lebih memudahkan dalam
mempelajari penyakit tanaman, maka
macam-macam penyakit itu perlu dikelompokkan/diklasifikasikan dalam beberapa cara
yang tertib dan teratur.
Pengklasifikasian ini penting
pula bagi kita dalam mengidentifikasi
penyakit sehingga akan lebih memudahkan dalam pengendalian penyakit yang
bersangkutan. Beberapa kriteria dapat
digunakan dalam pengklasifikasian penyakit tanaman.
Klasifikasi penyakit tanaman dapat didasarkan kepada kriteria
berikut:
- Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit; misalnya busuk akar, layu, bercak, hawar, kudis, karat, gosong, kuning, mosaik dan kanker.
- Organ tanaman yang diserang patogen; misalnya penyakit akar, penyakit batang, penyakit daun dan penyakit buah.
- Jenis tanaman yang diserang; misalnya penyakit tanaman perkebunan, penyakit tanaman pangan, penyakit tanaman sayuran, penyakit tanaman buah-buhan, penyakit tanaman hutan dan penyakit tanaman bunga- bungaan.
- Macam penyebab penyakit; yaitu mikroorganisme patogenik dan/atau faktor-faktor lingkungan yang ekstrim.
Klasifikasi yang sangat bermanfaat
adalah klasifikasi yang didasarkan pada
macamnya penyebab penyakit (klasifikasi No.4).
Keuntungan dengan klasifikasi berdasarkan macamnya penyebab
penyakit adalah langsung kepada
penyebabnya sehingga dapat diketahui sifat-sifatnya, pertumbuhan dan
perkembangannya serta penyebarannya dan juga cara-cara pengendaliannya.
Berdasarkan klasifikasi
macamnya penyebab penyakit, penyakit tanaman dapat dikelompokkan ke dalam:
a. Penyakit menular (biotik); yaitu
penyakit yang disebabkan oleh jamur,
bakteri, mikoplasma, virus,
viroid, nematoda, protozoa dan tumbuhan tingkat
tinggi
parasit
b. Penyakit tidak menular (abiotik); yaitu
penyakit yang disebabkan oleh keadaan lingkungan yang ekstrim (suhu, kelembaban
tanah, cahaya, oksigen, unsur hara, keasaman tanah, pestisida, cara bercocok
tanam dan polusi udara)
2.3
Simptomatologi
Simtomatologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala (symptom) penyakit.
Pada umumnya tumbuhan yang sakit akan menunjukkan gajala yang khas dan
dengan mudah gejala tersebut dapat dilihat dengan mata tanpa alat bantu. Yang dimaksud dengan gejala penyakit yaitu
kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan oleh tanaman
sebagai akibat dari adanya gangguan penyebab penyakit. Bagi seseorang yang sudah berpengalaman,
dengan hanya melihat gejala sudah dapat dengan cepat menentukan penyebab
penyakitnya, apakah disebabkan oleh mikroorganisme patogenik, virus ataukah
oleh penyebab penyakit abiotik sehingga akan lebih memudahkan dalam mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk melakukan usaha-usaha pengendalian penyakit.
Kadang-kadang terdapat gejala yang sama
pada dua tumbuhan yang berbeda bahkan
terjadi gejala yang saling menutupi pada tumbuhan inang yang sama
sehingga akan sulit menentukan penyebab penyakitnya. Dengan demikian,
seringkali tidak cukup hanya memperhatikan gejala saja dalam mendiagnosis
penyakit secara cepat dan tepat. Untuk itu perlu juga memperhatikan tanda
penyakit. Yang dimaksud dengan tanda penyakit adalah semua struktur patogen yang terdapat
pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis, misalnya tubuh
buah jamur seperti miselia, kumpulan konidiofor, kumpulan konidia/spora dan
lendir bakteri.
3. Gejala hopoplasia, yaitu gejala
pengurangan dari ukuran yang normal karena terjadi penghambatan pertumbuhan dan
pekembangan tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil atau terjadi penghambatan
pembentukan warna sehingga tanaman tidak membentuk klorofil.
a. Akar ganda. Terjadinya pembesaran pada bagian-bagian
tertentu dari akar akibat serangan patogen, sehinga nampak sepeti gelendong
atau gada. Hal ini terjadi sebagai
reaksi tanaman dengan jalan melakukan pembelahan dan pembesaran sel secara
cepat sehingga terbentuk bintil-bintil yang
lama kelamaan bintil-bintil ini menyatu
dan terjadi pembengkakan yang mirip dengan gada (penyakit akar gada pada
kubis yang disebabkan jamur Plasmodiophora brassicae wor).
b.
Kelenjar
(galls), merupakan pembengkakan pada tempat-tempat tertentu seperti bisul atau
bintil akibat ketidak-teraturan sekumpulan sel yang membelah dengan cepat
karena adanya serangan dari patogen.
Bisul/bintik ada yang besar dan ada pula yang kecil (kelenjar mahkota/crown gall pada tanaman bunga matahari yang terserang Agrobacterium
tumefacciens).
c.
Sapu
setan (whitche’s broom). Gejala ini
terjadi karena timbulnya banyak tunas tidur
pada ketiak daun sehingga terdapat banyak ranting dan rapat serta
diikuti pula dengan kurang berkembangnya ruas pada batang, cabang, ranting dan
daun-daun (tanaman kacang tanah dan kacang panjang).
d.
Kutil
(warts). Terbentuk kutil yang menonjol (jendul) pada akar-akar
umbi dan batang.
Contoh-contoh gejala hipoplasia.
a.
Kerdil. Bagian-bagian tanaman tidak bisa membesar
seperti dalam keadaan normal atau ukurannya lebih kecil dari keadaan normal,
karena pertumbuhannya terhambat.
b.
Katai (kate). Ukuran seluruh tanaman mengecil, tanpa
terjadinya perubahan proporsi dari bagian-bagian tumbuhan, sebagai akibat
terhambatnya pertumbuhan.
c.
Klorosis. Tidak terbentuk
klorofil atau kurang berkembannya klorofil, sehingga tumbuhan/daun berwarna kuning atau mosaik yang terdiri atas
warna campuran hijau, hijau muda atau kuning.
Bila terjadi klorosis pada daging daun
(jaringan diantara tulang-tulang daun) sedangkan jaringan di sekitar
tulang-tulang daun (vein) nampak seperti jalur-jalur (bands) berwarna hijau tua
disebut “vein banding” (umumnya penyakit karena virus). Bila klorosis terjadi pada sepanjang tulang
daun sedangkan daging daun tampak berwarna hijau tua, disebut vein clearing (umumnya penyakit karena virus).
Tanda Penyakit
Pada kebanyakan
penyakit, patogen tumbuh dan menghasilkan
berbagai macam struktur pada pemukaan tanaman inang yang dapat terlihat
dengan mata tanpa alat bantu. Struktur tersebut meliputi kumpulan
miselia, sklerotia, kumpulan tangkai spora, kumpulan spora dan tubuh buah. Tanda juga sangat membantu dalam mendiagnosis
suatu penyakit secara cepat di lapangan.
1. Miselium
Jamur sklerotium membentuk miselia seperti
bulu atau kapas putih pada permukaan badan tumbuhan atau tanah sekitar tumbuhan
yang terinfeksi jamur tersebut (pada akar dan pangkal batang kacang tanah dan
kacang-kacangan yang terserang Sclerotium
rolfsi). Sering pula miselia dapat berupa
anyaman yang terdapat pada permukaan daun dan akar.
Sklerotia merupakan gumpalan massa hifa
jamur disertai penebalan sel-selnya yang menempel pada batang atau terdapat
pada permukaan tanah atau terapung di permukaan air di sekitar tumbuhan yang
terinfeksi (sklerotia pada batang padi yang terserang oleh Rhizoctonia
solani).
Pada
penyakit karat dan tepung, yang terlihat sebagai karat atau tepung sebenarnya adalah kumpulan spora dan miselia (penyakit
karat pada daun jagung yang terserang jamur Puccinia
polysora dan penyakit embun tepung (bulai) pada jagung yang terserang Peronosclerospora
maydis).
Penyakit-penyakit
pembuluh yang disebabkan oleh golongan bakteri, jika batangnya dipotong
melintang akan mengeluarkan lendir bakteri (ooze) berwarna seperti susu kental
(misalnya pada pisang yang terserang bakteri Ralstonia solanacearum).
0 komentar:
Posting Komentar