PENGARUH PEMUPUKAN N, P DAN K TANAH TERHADAP SERANGAN
ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)
(Paper
Mata Kuliah Ekologi Pertanian)
Oleh
Very Wibowo
1114121196
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani.
Pertanian diindonesia termasuk delam pertanian terbesar didunia sehinggan
pertanian indonesia masuk kedalam sorotan dalam beberapa perkebangan prduk
pertanian. produk andalan indonesia rata-rata merupakan hasil perkebunan
seperti, teh, karet dan sawit. Diindonesia pengembangan produk ini sangat
dipertahankan dan terus ditingkatkan karena dari hasil perkebunan tersebut
indonesia mampu bersaing dengan negara lain. Namun saat ini yang menjadi permasalahan yang
sering menjadi kendala ialah serangan opt yang sulit di tangani dan sering kali
merugikan.
Opt merupakan
organisme pengganggu tanaman dan tentu saja merugikan jika tidak dikendalikan. Dalam
proses pengendalaian terkadang berbagai upaya dilakukan. Penggunaan bahan alami
hingga sintetis terkadang malah menjadikan serangan OPT semakin meningkat
hingga merugiakan petani. Keberadaan opt dalam agroekosistem lebih sulit
dikendalaikan dikarenakan dalam agroekosistem
tidak memiliki keragaman yang tinggi untuk tingkat konsumennya, oleh
karena itu OPT hanya dapat dikendalikan oleh satu atau dua konsumen yang lainnya.
Pengelolaan dalam bidang pertaian memang masih terkendala dengan sumber daya
manusia yang belum faham dengan keadaan yang ada. Terkadang manusialah yang
menyebabkan alam tidak seimbang dan menyebabkan kerugian bagi dirinya sendiri.
Untuk itu perlu dilakukan pemahaman atau penyuluhan bagi masyarakat untuk
memberitahu dampak pengelolaan sistem pertanian yang kurang benar.
Sementara itu untuk mengatasi OPT yang sulit ditanggulangi
dapat menggunakan alternatif cara untuk melakukan sistem pemupukan yang benar.
Pemupukan yang dilakukan sering kali berlebihan sehingga akan terjadi
pembuangan energi yang sia-sia dan merugikan. Oleh karena itu perlu dilakuak
npemupukan dengan tepat sehingga pemupukan yang dilakukan tidak untuk membuat
tanaman overdosis tapi membuata tanman sehat dan dapat tahan terhadap OPT yang
menyerang.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat ini OPT menjadi maslah yang serius dalam lingkungan
pertanian. Oleh karena itu perlu adanya upaya alternatif untuk mengendalikanya.
Seperti yang kita ketahui bahwa tanaman
juga sama seperti manusia. Ketika seorang manusia memiliki tubuh yang sehat
maka secara otomatis tubunhya akan tahan terhadap serangan penyakit. Begitu
juga tumbuhan untuk melindungi tanaman dari serangan OPT maka dapat dilakukan
upaya dengan menyehatkan tanaman
budidaya. Sepertihalnya tubuh manusia yang membutuhkan vitamin, protein dan
nutrien-nutrien lain, tanaman juga membutuhkan subtrat yang dijadikan energi
untuk pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman maka
melakukan pemupukan yang tepat dan benar merupakan cara yang dapat digunakan
untuk mengendalikan OPT yang menyerang.
Adapun cara-cara yang dapat dilakuakan demi usaha untuk
menyehatkan tanaman ialah:
A. Melakukan pemupukan unsur hara N dengan tepat dosis
Nitrogen merupakan unsur hara yang penting dalam jaringan
tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial dalam jaringan tanaman.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3 dan NH4. Pemenuhan unsur hara N
biasanya diberikan baik dalam bentuk organik maupun kimia.
Menurut
(Nurhayati Et Al, 2006)
pemupukan N dapat mengurangi serangan penyakit gugur daun di pembibitan karet.
Selain itu pembrian pupuk nitrogen dengan dosis 6 g/tanaman merupakan perlakuan
yang relative lebih baik dalam usaha mengurangi serangan penyakit gugur daun c.
Cassiicola pada tanaman karet yang rentan. Pemberian unsur hara N bagi tanaman harus tepat dan tidak
boleh diberikan secara berlebihan. Jika berlebiahan tanaman dapat sekulen dan
rentan sekali terhadap OPT.
B.
Pemberian Pupuk P dan
Efisiensi Penyerapannya
Posfat merupakan unsur hara
yang esensial bagi tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi. Namun yang
menjadi kendala dalam pemupukan P ialah:
unsure har P sering kali tidak tesedia untuk tanaman dikarenakan unsur P sering terjerap dalam koloid tanah. menurut
(novriyani, 2010) apaliba tanah ber pH masam P akan terikat oleh AL menjadi
AL-P. Namun jika unsur hara terlalu basa maka P akan terjerap oleh Ca menjadi
Ca-P. oleh karena itu perlua adanya upaya untuk mengptimalkan penyediaan P
untuk tanaman dengan cara pemanfaatan mikoriza atau bakteri pelarut fosfat.
Unsur hara P bagi tanaman
berfungsi sebagai penguat dinding sel tanaman. Tanaman yang sehat tentu saja
kebutuhan P nya tercukupi. Sehingga tanaman dapat tumbuh sehat dan dapat tahan
terhadap penyakit.
Pemupukan P dan efesiensi penyerapanya dapat memanfaatkan
BPF (Bakteri Pelarut Fosfat). Bakteri
pelarut fosfat memiliki kemampuan untuk melarutkan fosfat dari bentuk tidak
tersedia ke dalam bentuk tersedia sehingga akar tanaman dapat menyerap unsure
hara P secara optimal (Maman Herman dan Dibyo Prabowo,2013). Dari penelitian mereka disebutkan bahwa pemberian BPF dan dikombinasikan NPK dapat
meningkatkan serapan hara P oleh benih kakao samapai 3, 07 kali.
C.
Pemberian Pupuk K
Unsur hara K merupakan
salah satu unsure hara yang penting bagi tanaman. Adapun peranan unsur hara
K ialah :
- Pembentukan protein dan karbohidrat
- Membantu membuka dan menutup stomata
- Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman
dan serangan hama
- memperluas pertumbuhan akar tanaman
- Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa
kekeringan)
- Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa
generatif dan menambah rasa manis/enak pada buah
- Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan
buah tidak mudah rontok.
Menurut
(Idrus Aminudin, et al, 2006) Pemberian dosis pupuk Kalium dengan dosis 3 g
pupuk K pertanaman merupakan Perlakuan yang relative lebih baik dalam
mengurangi erangan penyakit gugur daun C. cassiicola pada tanaman karet. .
Kemudian Pemberian pupuk kalium dapat
mengurangi atau menekan serangan C. cassiicola penyebab penyakit gugur
daun karet tetapi tidak dapat mengendalikan penyakit tersebut .
BAB III
KESIMPULAN
Adapaun kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan diatas ialah sebagai berikut:Pemberian N secara
tepat dosis dapat mengurangi serangan
penyakit tertentu oleh karena itu perlu adanya penelitian lainya untuk
rekomendasi bagi tanaman lainya . Pemberian pupuk P dan optimalisasi serapanya
dapat dibarengi dengan pemanfaatan bakteri pelarut fostfat. Kemudian dalam
pemupukan K perlu adanya uji lainya untuk menemukan cara yang optimal sehingga
nantinya peran pemupukan K tidak hanya sebatas menekan serangan penyakit tapi
dapat pula mengendalikan.
DAFTAR PUSTAKA
Herman, M & Pranowo,D.
2013. Pengaruh Mikroba Pelarut Fofat Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Benih
Kakao ( Theobrema cacao. L). Balai Penelitian Tanaman Industry dan Penyegar.
Suka Bumi
Idrus Aminudin, et al.
2006. Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora Pada
Pembibitan Karet. Universitas sriwijaya. Palembang
Novriyani.
2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung. Fakultas
Pertanian Universitas Baturaja. Palembang
Nurhayati et al. 2006. Pengaruh pupuk nitrogen terhadap infeksi coryesporacassiicola
(berk & curt) wei pada daun karet di pembibitan. Universitas sriwijaya.
Palembang
0 komentar:
Posting Komentar